Nasehat itu Adem, bukan malah bikin Rusuh

Pernah dengar, “sampaikan kebenaran, walau satu ayat”, semua tahu kebenaran tetaplah kebenaran dan kebenaran yang mutlak pasti benar adalah kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Banyak orang yang menyampaikan kebenaran dengan menggebu-gebu, ya asal benar pasti berani. Bahkan tidak jarang, kebenaran yang sudah disampaikan justru berdampak pada keburukan. “wah gimana, kebenaran malah merujuk pada keburukan”, bukan berarti kita tidak boleh menyampaikan kebenaran yang mutlak, hanya saja dengan cara yang sudah terukur dan cerdas. Pernah dengar kan para wali songo yang berdakwah dengan melakukan akulturasi budaya, tidak serta merta kaku atau bahkan dengan kekerasan, padahal para wali songo ini kuat, secara materi, politik dan banyak dukungan pada saat itu. nah sedangkan kita ini siapa, berani-berani tidak berfikir dalam menyampaikan kebenaran. Penyampaian kebenaran yang harus “cerdas” bukan hanya pada teman, atau orang lain, bahkan dari orang tua ke anak pun demikian, apalagi setelah anak punya istri atau suami, dan punya keluarga sendiri. Okelah, niatnya baik, tapi niat yang baik harus disertai dengan cara yang baik pula. Seorang anak yang sudah dewasa perlu diajak diskusi, bukan diatur dan harus mengikuti omongan secara mutlak. Kalau harus dan harus, pasti yang terjadi justru menjadikan anak “durhaka” karena tidak akan melakukan yang disuruh malah menambah jumlah dosa anak, “yang katanya sayang anak, malah menyengsarakan anak dengan melabelinya dicatat dengan dosa “Durhaka””. apalagi ketika sudah berumahtangga, seorang anak sudah harus dilepas, kalaupun ada masalah pasti akan minta tolong dalam hal pemikiran ataupun lainnya. Terkadang orang tua yang terlalu khawatir dan ingin jadi orang tua baik justru malah akan menjadikan anak “ngah Ngoh”, manja atau melawan. ya kita sebagai orang tua harus ingat, menyampaikan kebenaran, harus dengan cara yang cerdas. kebenaran yang sesungguhnya adalah menyejukan, sekalipun itu ditengah kejahatan, rampok, dan tempat yang sangat buruk pun, jangan justru menambah label anak dicatat malaikat menjadi anak durhaka, kasihan.